Akhir pekan, memang waktunya bersama keluarga. Masalah sebagai penggiat komunitas kepenulisan, sabtu minggu justru banyak agenda kegiatan yang muncul. Maklum, hari kerja jelas bukan pilihan untuk ajang bertemu dan belajar. Tapi keluarga juga tak boleh dikesampingkankan. Sekali dua kali, anak-anak akan puas dengan membawa pulang makanan ke rumah. Tapi terus menerus, dijamin jenuh dan bosan. Pergi keluar rumah untuk sekedar makan sepotong roti bakar pun akan jadi hal yang sangat menggembirakan bagi keluarga. Waktu yang terbilang singkat menetapkan standar ini; tak jauh dari kota atau rumah, harganya terjangkau, pilihan menu yang cukup banyak, dan tentu saja, nyaman bagi anak.
Tinggal menetap di kota Takengon, ibu kota kabupaten Aceh Tengah, salah satu kota tujuan wisata alam-sejarah-kuliner (khususnya kopi gayo yang legendaris) di Aceh, tentunya menyediakan pilihan liburan akhir pekan bersama keluarga yang cukup beragam. Anak-anak senangnya bermain dan berenang di danau Lut Tawar. Salah satu danau air tawar terbesar di Indonesia. Tapi pergi ke danau membutuhkan persiapan yang lumayan. Memang rata-rata tempat wisata di seputaran danau Lut Tawar memiliki restoran atau cafe yang menyajikan makanan, minuman ringan dan (tentu saja) kopi gayo. Tapi anak-anak memiliki pantangan beberapa jenis makanan sehingga alternatifnya tentu menyiapkan makanan sendiri. Dan itu butuh waktu. Satu lagi, semua juga tahu, mana enak kalau jalan-jalan dan cebar-cebur ke danau atau laut cuma sebentar. Satu hari pun dijamin masih kurang puas.
Pilihan yang memenuhi standar adalah makan-makan di cafe atau tempat makan keluarga. Salah satu pilihan kami, adalah Irasami, cafe yang tepat berada di tengah kota Takengon. Hanya sekitar 10 meter dari gerbang Masjid Raya Takengon, Masjid Ruhama. Bukan hanya itu, bagi kami cafe ini bisa dijangkau dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Beberapa teman yang datang berkunjung ke Takengon pun sering mampir ke sini. Memang cafe ini tidak menyajikan menu makanan tradisional khas Gayo seperti Masam Jing (Ikan gulai asam pedas) ataupun Pengat. Tapi cafe ini menyediakan makanan yang enak untuk disantap. Ada Dimsum, nasi goreng, berbagai olahan mie, gorengan, ice cream, ragam minuman dari kopi hingga kreasi minuman ringan. Dan tentu saja, halal.
Tapi bukan cuma rasa yang jadi patokan. Resiko kuliah di jurusan Tekhnologi Hasil Pertanian adalah terbiasa untuk menilai produk kuliner dari berbagai sisi. Kebiasaan yang kadang bikin kesal pemilik supermarket. Dari tanggal kadaluarsa di kemasan, komposisi bahan, sampai ke tanda-tanda fisik kemasan. Manajer sebuah supermarket yang sekarang sudah tutup di Banda Aceh pernah melirik kesal gara-gara saya memprotes soal buah kalengan yang kalengnya terlihat menggembung.
Kebiasaan yang juga terbawa ketika makan di cafe atau restoran. Selalu mencari cara untuk melihat kondisi dapur. Dan alasan ke kamar mandi adalah alasan paling standar untuk membuka peluang itu. Dapur Irasami memenuhi standar. Bersih dan tidak ada produk olahan yang terbuka sembarangan. Sisa proses pengolahan bahan kuliner juga tidak tertumpuk tapi langsung dibuang. Di sisi lain, kebersihan ruangan cafe juga baik.
Si sulung biasanya dengan sukacita akan memesan dimsum, kedua adiknya pasti ikutan. Giliran yang tengah pesan Ice Cream, yang sulung dan bungsu ikutan. Istri saya penyuka jus, dan disini, jusnya benar-benar jus. Rasa buahnya pas, kental tidak kebanyakan air, dan tidak kemanisan akibat gula berlebih sampai menindas rasa buah. Kalau saya, noodleholic yang pasti pesanannya tak jauh dari produk olahan mie. Bihun gorengnya layak diancungi jempol. Nasi gorengnya juga enak lho. Tapi karena saya dan anak-anak ‘kecanduan’ nasi goreng anchovy buatan istri, jadi kami biasanya tidak memesan nasi goreng diluar rumah.
Ruangan cafe ini punya desain yang bagus. Cukup lapang, dengan sekat antar meja yang memberikan ruang privasi bagi pelanggan. Terang dan menyenangkan. Pernah cedera saat tsunami menerjang Aceh dua belas tahun silam, saya lebih memilih duduk di kursi. Kaki ini tidak sanggup terlipat bersila dalam waktu lama. Tapi area lesehan di cafe ini sangat nyaman, dibuat dengan gaya seperti balee atau rumah panggung kecil, saya bisa duduk berjuntai kaki di pinggir, sementara yang lain bisa duduk bersila santai.
Sehabis makan, anak-anak pasti meminta ke Masjid Ruhama. Halaman masjid yang luas, hamparan rumput, dan pepohonan yang meneduhkan membuat anak-anak seolah sedang berada di tepian danau atau padang rumput. Begitu santai dan bersih, bebas dari hewan ternak dan peliharaan, bahkan mereka berguling tiduran santai di rumput. Disisi lain, buat yang suka berfoto, masjid berkubah keemasan ini bisa dijadikan spot foto. Desain indah masjid, gerbang yang menawan, dan pemandangan pegunungan tinggi yang melingkari kota, bisa menjadi latar foto dokumentasi perjalanan yang indah.
Makan-makan lalu bermain santai. Pilihan liburan akhir pekan yang tidak repot dan menyenangkan.
'Wisata Keluarga Halal di Irasami Takengon' have no comments
Be the first to comment this post!